Senin, 04 Januari 2010

APEC

APEC

APEC (Asia Pacific Economic Cooperation) atau kerja sama ekonomi kawasan Asia Pasifik. Kerja sama ini pertama kali dicetuskan oleh mantan Perdana Menteri Australia, Bob Hawke. Kerja sama ekonomi ini adalah forum kerja sama ekonomi terbuka, informal, tidak mengikat, dan tetap berjalan searah dengan aturan WTO (World Trade Organization) serta berbagai perjanjian internasional.

Pertemuan pertama diadakan pada bulan Januari 1989 di Canberra, Australia yang dihadiri oleh 12 negara, yaitu enam negara anggota ASEAN, Kanada, Australia, Selandia Baru, Amerika Serikat, Korea Selatan dan Jepang, yang secara resmi menyepakati pendirian APEC. Pada waktu pertemuan tersebut telah disetujui beberapa hal, antara lain:

· APEC didirikan bukan menjadi suatu blok perdagangan;

· Segala pemikiran dan pertimbangan akan diberikan pada diversifikasi yang ada di kawasan Asia Pasifik; serta

· Kerja sama ini akan terpusat pada hal-hal praktis yang bertujuan menguatkan saling ketergantungan ekonomi di kawasan Asia Pasifik.

Pertemuan kedua pada bulan Juni 1990 di Singapura, ke-12 negara APEC sepakat membentuk tujuh kelompok kerja yang bertugas mengumpulkan data tentang perkembangan terakhir perekonomian negara anggota, antara lain bidang jasa, investasi, pengalihan teknologi, perkembangan sumber daya manusia, kerja sama energi, sumber daya laut, dan telekomunikasi. Program kerja sama lain yang turut digarap adalah pariwisata, transportasi, dan pengembangan usaha perikanan.

Pertemuan ketiga pada bulan November 1991 di Seoul, Korea Selatan, menghasilkan kesepakatan masuknya Cina, Hongkong dan Taiwan sebagai anggota baru APEC.

Pertemuan keempat pada bulan September 1992 di Bangkok, Thailand. anggota APEC sepakat membentuk sekretariat APEC yang bermarkas di Singapura.

Pada KTT-APEC pertama di Seattle, Amerika Serikat pada bulan November 1993 disepakati penambahan anggota baru, yaitu Mexico, Papua Nugini dan Cile. Dalam KTT-APEC yang pertama ini juga dinyatakan tentang visi APEC, yaitu untuk mewujudkan komunitas ekonomi Asia Pasifik yang berdasarkan semangat keterbukaan dan kemitraan, serta upaya kerja sama untuk menghadapi tantangan perubahan, pertukaran barang, jasa dan investasi secara bebas, pertumbuhan ekonomi yang luas serta standar kehidupan dan pendidikan yang jauh lebih tinggi, dan pertumbuhan yang berkesinambungan dengan memperhatikan aspek-aspek lingkungan.

Pengaruh Sidang APEC di Singapura

1. Pengaruh Sidang APEC
APEC Fokus Pemulihan Ekonomi

SINGAPURA – Sidang tahunan forum kerja sama negara-negara Asia Pasifik (APEC) 2009 menempatkan pemulihan ekonomi dari tekanan krisis sebagai fokus utama pertemuan.

Diharapkan, pertemuan bisa membuat resolusi agar perekonomian negara-negara kawasan ini kembali ke zona aman. Data APEC menyebutkan, pertemuan yang akan dihadiri 21 pemimpin negara anggota dan ratusan delegasi dari berbagai kalangan bisnis dan keuangan global, menempatkan pemulihan krisis sebagai isu utama, meski tetap membahas isu-isu perekonomian global lain.

“Sidang tahunan akan memfokuskan penanganan krisis ekonomi, selain isu-isu global lainnya,” pernyataan APEC seperti dilaporkan wartawan Seputar Indonesia dari Singapura.

Isu pemulihan menjadi fokus pertemuan tahun ini menyusul adanya harapan perbaikan kondisi perekonomian negara-negara di dunia setelah dihantam krisis sejak beberapa waktu lalu. Terlebih, perbaikan juga baru berlangsung sesaat dan belum sampai pada fase yang benar-benar aman, sehingga dikhawatirkan gagal.

Terkait itu, forum dikabarkan berkomitmen mempertahankan kebijakan stimulus hingga dampak buruk perlambatan ekonomi global betul-betul diredam dan perekonomian global kembali berada dalam zona aman. “Sebab pemulihan ekonomi saat ini belum berada pada pijakan yang kuat,” catat data Komunike APEC.

Untuk meredam dampak perlambatan perekonomian global yang telah berlangsung sejak 2008, negara-negara kawasan Asia Pasifik, seperti Amerika Serikat, China,Jepang,dan Indonesia telah menggelontorkan belanja stimulus yang cukup besar. AS, misalnya, telah menggelontorkan belanja stimulus tak kurang dari USD787 miliar dan diyakini telah mendorong penciptaan lapangan kerja 650 ribu hingga satu juta lapangan kerja.

Kendati begitu, paket belanja stimulus negara-negara Asia diyakini lebih besar dari belanja stimulus AS sehingga bisa tetap menjaga kondisi perekonomian kawasan ini jauh lebih baik dibanding AS maupun Eropa. Khusus, paket belanja stimulus Asia terbesar di antaranya disumbangkan China senilai USD585 miliar.

Indonesia mengalokasikan belanja stimulus hingga Rp73,3 triliun atau 1,3 persen PDB, masing-masing berupa stimulus perpajakan dan kepabeanan sebesar Rp56,3 triliun dan sisanya untuk stimulus infrastruktur. Kebijakan ini direncanakan berlanjut hingga tahun 2010 sebagai bagian dari percepatan pemulihan ekonominya.

Selain soal pemulihan ekonomi, forum tahunan APEC juga membahas perbaikan tata kelola pemerintahan negara-negara anggota, isu perubahan iklim, dan penguatan peran lembaga-lembaga keuangan multilateral maupun negara-negara anggota serta persiapan implementasi putusan pertemuan APEC 1994 di Bogor.

Diketahui, dalam pertemuan APEC tersebut disepakati adanya liberalisasi perdagangan dan investasi kawasan Asia Pasifik mulai 2010 bagi negara-negara maju dan 2020 bagi anggota negara berkembang.Tujuannya, meningkatkan kesejahteraan dan pertumbuhan ekonomi kawasan dan memperkuat kerja sama ekonomi kawasan melalui peningkatan volume perdagangan dan investasi.

Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong, dalam sebuah interviu dengan stasiun CNBC seperti dikutip The Business Times berpendapat, pertemuan APEC tahun ini bakal kembali pada fokus ekonomi, pertumbuhan, integrasi regional dan perdagangan bebas?isu-isu yang menyatukan mereka 20 tahun lalu.

Menurut Lee, salah satu implementasi yang masih gagal dilaksanakan APEC adalah liberalisasi perdagangan, seperti termuat dalam Putaran Doha. Guna merealisasikan itu, jelasnya, APEC tahun ini akan mendorong pemerintahan baru AS kembali ke pembicaraan Doha sehingga kebijakan perdagangan yang adil bisa terealisasikan.

“Yang paling penting, AS dengan pemerintahnya yang baru harus melakukan sesuatu agar mau memperluas kapasitas politisnya dan menjadikannya (Putaran Doha) prioritas,” ujarnya. Secara umum, melalui pertemuan APEC 2009 diharapkan bisa tercipta strategi baru untuk mereduksi ketidakseimbangan perekonomian akibat krisis keuangan yang sangat berat sejak tahun lalu. Sebab krisis dikhawatirkan makin memperlebar ketidakseimbangan ekonomi antara negara-negara APEC.

Di sisi lain, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dijadwalkan menghadiri forum ini. Selain Presiden, turut menghadiri Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu, Menteri Luar Negeri Raden Muhammad Marty Natalegawa, Kepala Badan Kebijakan Fiskal Departemen Keuangan Anggito Abimanyu, dan Gubernur DKI Jakarta Fauzi Wibowo.

Sejumlah pemimpin negara kawasan Asia Pasifik lain memastikan hadir dalam sidang tahunan ini. Di antaranya seperti Presiden Amerika Serikat Barack Obama, Perdana Menteri Australia Kevin Rudd, Presiden China Hu Jintao, Presiden Rusia Dmitry Medvedev, Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong, dan Perdana Menteri JepangYukio Hayotama.